30 December 2004

DIALOG


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ketanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan:
  1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
  2. Apakah yang dinamakan takdir
  3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah
pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir.
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit.
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Allah berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syaithan.

Wallahua'lam bishshawwab.

email dari temans

29 December 2004

Mengapa Ini Terjadi ???




Seakan tak kunjung habis bencana yang melanda negeri ini. Setelah dihantam badai krisis multi dimensi kini kembali dilanda oleh berbagai macam bencana alam yang memakan korban tidak sedikit baik nyawa maupun materiil. Setelah sebelumnya bencana gempa melanda Liwa, Nabire kini giliran tanah rencong terkena bencana ini.

Para ahli geologi mengatakan bahwa ini akibat dari patahan lempengan bumi karena terjadi pergerakan pada lempeng Australi yang kemudian menumbuk lempeng Asia. Bencana gempa ini diikuti dengan gelombang Tsunami (jepang- red) yang artinya naiknya air laut akibat adanya ledakan (baca goncangan) lapisan bumi di dasar laut yang sangat hebat.

Begitu banyak media masa yang menampilkan kondisi di Aceh pasca kejadian ini terjadi dan begitu banyak pihak-pihak yang berkeinginan untuk membantu sesamanya yang tertimpa musibah dan mengalami kepapaan di daerah bencana.

Namun dibalik itu semua ada satu pertanyaan yang muncul, mengapakah alam begitu murka akhir-akhir ini? Atau mungkin juga mengapa ini terjadi di Aceh, negeri yang kita kenal dengan sebutan Serambi Makkah dimana disana telah memberlakukan syari'at Islam bagi para warganya? Adakah ini murka-Nya kepada para hamba-Nya yang ingkar? Atukah ini peringatan agar kita sebagai manusia kembali kepada jalan yang semestinya, kembali kepada apa maksud diciptakannya manusia? Ataukah ini memang hasil dari kebodohan manusia yang mana penciptaannya sempat dipertanyakan oleh para malaikat sebagaimana firman Allah dalam Al-Baqarah: 30 yang artinya "... Mengapa Engkau akan menjadikan (Khalifah) di muka bumi itu orang-orang yang membuat kerusakan di bumi, dan menumpahkan darah,..."
Allah bukannya tidak mengetahui hal ini namun Allah adalah Dzat Yang Maha Suci terbebas dari segala kesia-siaan dan Allah mempunyai maksud terhadap penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi.

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi tugas utamanya adalah beribadah dan menyembah hanya kepada-Nya saja. Dan diturunkan-Nya para nabi dan Kita-kitab-Nya sebagai penuntun dan pedoman hidup bagi umat manusia.



27 December 2004

Put The Glass down !




Study this small story that makes a BIG change in you. Professor began his class by holding up a glass with some water in it.

He held it up for all to see & asked the students,' How much do you think this glass weighs?'
'50 gms!' .... '100 gms!' ......'125 gms' ......the students answered.

'I really don't know unless I weigh it,' said the professor, 'but, my question is: What would happen if I held it up like this for a few minutes?'
'Nothing' the students said.

'Ok, what would happen if I held it up like this for an hour?' the professor asked.
'Your arm would begin to ache' said one of the students.
'You're right, now what would happen if I held it for a day?'
'Your arm could go numb, you might have severe muscle stress & paralysis & have to go to hospital for sure!' ventured another student & all the students laughed.

'Very good. But during all this, did the weight of the glass change?' asked the professor.
'No'
'Then what caused the arm ache & the muscle stress?' The students were puzzled.

'Put the glass down!' said one of the students.
'Exactly!' said the professor.' Life's problems are something like this.
Hold it for a few minutes in your head & they seem OK. Think of them for a long time & they begin to ache. Hold it even longer & they begin to paralyze you. You will not be able to do anything.

It's important to think of the challenges (problems) in your life, but EVEN MORE IMPORTANT to 'put them down' at the end of every day before you go to sleep. That way, you are not stressed, you wake up every day fresh & strong & can handle any issue, any challenge that comes your way!'

So, as it becomes time for you to leave office today, Remember friend to 'PUT THE GLASS DOWN TODAY! '


from my friendster friend

23 December 2004

Peran Manusia

Dibanding mahluk Allah SWT yang lain, manusia sangatlah khas dan berbeda. Manusia dianugerahi akal untuk berfikir dan hati untuk memahami sesuatu. Itulah kelebihan manusia yang paling utama. Disamping itu, dalam hal penampilan fisik, manusia diciptakan dengan sebaik - baik bentuk penciptaan : kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, mata untuk melihat dan seterusnya. Tetapi, kemuliaan manusia bukanlah terletak pada aspek penciptaan yang baik itu, melainkan tergantung pada sejauh mana dia
Bisa menjalankan tugas dan peran yang digariskan Allah SWT kepadanya.

Menurut Al-Qur'an setidaknya tugas dan peran penting yang harus dimainkan oleh manusia didunia ini ada tiga.

Pertama, beribadah kepada Allah SWT. Iini adalah tugas pokok, bahkan merupakan satu - satunya tugas, sehingga apapun yang diperbuat oleh manusia kapan dan dimanapun dan dalam kapasitas sebagai apapun, hendaklah semuanya dilakukan dalam kerangka ibadah kepada Allah. Ini sejalan dengan firman-Nya, "Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku." (QS.Ad-Zariyat[51]:56)

Kedua, berperan sebagai khalifah. Landasan moral bagi peran ini adalah bahwasanya nilai - nilai dan segala ketentuan yang berasal dari Allah SWT harus ditegakkan dalam kehidupan dunia. Untuk menegakkannya, manusia diberi peran oleh Allah SWT sebagai khalifah (wakil)-Nya dimuka bumi, untuk menegakkan syariat-syariatnya. Firman Allah , "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi." (QS.Al-Baqarah[2]:30)

Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah, manusia harus menegakkan nilai -nilai kebenaran dan keadilan serta kemaslahatan. Tanpa kebenaran, keadilan, serta kemaslahatan, tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa diwujudkan. Ketiganya menjadi persyaratan utama bagi manusia untuk menjalankan fungsi khalifah pada dirinya (QS.Shaad[38]:26, QS.Al-Maidah[5]:8, QS.An-Nisa[4]:58)

Ketiga, tugas membangun peradaban. Karena kehidupan dan martabat manusia sangat berbeda dengan binatang, maka manusia bertugas membangun peradaban. Peradaban tersebut tentulah peradaban yang mulia, sebab itulah yang menjadi alasan Allah SWT menetapkan manusia sebagai pemakmur bumi. Firmannya, "Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya." (QS.Huud[11]:61)

Dalam hal ini, ada lima fondasi masyarakat beradab yang harus diwujudkan :
(1) nilai - nilai Islam yang datang dari Allah;
(2) akal yang merupakan modal besar untuk berfikir dan berkreasi;
(3) harta benda yang baik dan halal;
(4) kehormatan manusia dengan ahlak dan kepribadianya; serta
(5) keturunan atau nasab manusia.

Jika manusia tidak mampu membangun peradaban dengan lima fondasi tersebut, maka martabat manusia akan menjadi lebih rendah dari binatang bahkan lebih buruk lagi (QS.Al-A'raaf[7]:179), dan diakhirat kelak dia akan dimasukkan ke dalam neraka dengan segala kesengsaraannya, sebagai akibat dari keengganan dan kelalaian kita untuk memberdayakan segala potensi dan kapasitas manusiawi yang kita miliki (QS.At-Tiin[95]:4~6). Wallahu a'lam.

09 December 2004

Segarnya Telaga Hati



Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua.
"Pahit, pahit sekali," jawab pemuda itu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingandan akhirnya sampai ketepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Paktua itu kembali menaburkan serbuk pahit ketelaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?"
"Segar," sahut si pemuda.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua.
"Tidak," sahut pemuda itu.
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan : "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."
email dari seorang kakak

06 December 2004

TAHUKAH ENGKAU



Sebab-Sebab Hati Berkarat
Terdapat dua sebab mengapa hati kita ini bisa berkarat layaknya sebuah besi, tembaga atau yang lain sejenisnya. Hal ini menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya Zikir Cahaya Kehidupan disebabkan oleh dua hal yaitu karena lalai dan dosa.
1. LALAI
Manusia yang sebagian waktunya dihabiskan dengan mengerjakan hal-hal yang sia-sia bisa dikatakan sebagai orang yang lalai. Ia mengerjakan sesuatu namun tiada manfaat yang ia dapatkan darinya atau mereka mengerjakan sesuatu dengan berlebih-lebihan. Orang jenis ini terlalu disibukkan dengan urusan duniawi saja seakan terlupakan bahwa ada kehidupan lain selain di dunia ini. Mereka melupakan kampung akhirat, mereka lupa akan dimintakan pertanggungan jawab atas apa yang mereka perbuat selama di dunia ini. Dan yang paling berbahaya mereka bahkan lupa dari mengingat Allah swt. Oleh karenanya hatinya akan menjadi berkarat dan prosenase karatnya akan semakin besar jika tidak segera tersadarkan dan bertaubat.
Dan jika hati telah berkarat maka ia akan sulit untuk melihat dan membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Hal ini disebabkan oleh banyaknya karat yang telah menumpuk dalam hatinya sehingga informasi yang ditangkappun akan semakin sulit untuk diterjemahkan sebagaimana mestinya. Dan jika karat ini semakin menumpuk akan membuat hati menjadi hitam dan ternoda dan ini menjadi hukuman yang paling nista bagi hati. Hal ini senada dengan firman Allah dalam al-quran surat Al-Kahfi: 28 yang artinya: “Janganlah mengikuti orang-orang yang lalai hatinya dari mengingat-Ku serta mengiktui hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas.”

2. DOSA
Orang yang dalam hidupnya selalu berbuat maksiat dan dosa jauh dari mengingat Allah dan rasul-Nya sudah jelas akan merugi. Hatinya telah dikuasai oleh hawa nafsunya sendiri. Mereka menuhankannya! Allah sangat murka pada mereka dan menjadikan mereka benar-benar dalam keadaan yang gelap, bisu, tuli, dan buta sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-baqarah: 7 yang artinya: “Dan Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang pedih.” Dan dalam ayat yang ke-10 Allah swt telah berfirman bagi mereka yang berani mendustakan agama allah ini yang artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambahkan penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berbohong.” Dalam ayat yang ke-18 Allah berfirman yang artinya: “Mereka tuli, bisu dan buta maka mereka tidak akan kembali (ke jalan yang lurus dan benar).”
Manusia yang dalam hidupnya telah tergelapkan hatinya karena selalu berbuat dosa mereka benar-benar dalam keadaan yang merugi. Mereka tidak mampu mengalahkan hawa nafsunya untuk bersegera mengingat Allah.

Betapa tercelanya kelalaian dari mengingat Dzat Yang Tidak pernah melalaikanmu

02 December 2004

Hadits Hari Ini


عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ :{ تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ}ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح ]


Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

  1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
  2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
  3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
  4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
  5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya.

Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka : 3 : 185
2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan : 2 : 185
3. Qiyamullail : 17 : 79
4. Keutamaan Jihad : 61 : 11, 9 : 19
5. Menjaga lisan : 50 : 18

01 December 2004

Relakah Kita Menerima Ketentuan Allah swt


"Barang Siapa yang tak rela menerima ketentuan-Ku, silahkan keluar dari bumi-Ku! Sungguh akan Kami Berikan Cobaan Kepadamu”

Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah. Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berdo'a: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya..."(QS 2: 286)

Do'a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah. Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.

Al-Qur'an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155)

Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang atau orang yang gagah....tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya..." Atau lidah kita berseru, "sabar sih sabar...saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.

Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". (Qs 2: 156)

Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillahi...." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar. Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur'an!

Ikhlaskah kita bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru atau malah pacar baru. Mampukah kita menerima dengan ikhlas jika lamaran kita ternyata harus ditunda terlebih dahulu, bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.... Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur'an: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman: "Siapa yang tak rela menerima ketentuan-Ku, silahkan keluar dari bumi-Ku!" Subhanallah..... "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un"