06 April 2006

Personal excellent

Personal Excellent
by: Reza M. Syarief
taken from: Life Excellent Book



Para insan sejati, pembahasan kita sekarang adalah personal excellent, yang merupakan salah satu bagian dari life excellent. Personal excellent, kami terjemahkan dalam bahasa yang sederhana, adalah bagaimana kita menjadi pribadi yang unggul. Ketika saya bicara tentang personal excellent atau menjadi pribadi yang unggul, mungkin Anda membayangkan berbagai macam cara pandang yang berbeda satu sama lain. Saya ambil contoh dari budaya Cina. Ketika kita bicara tentang pribadi yang unggul atau personal excellent, maka paling tidak ada tiga syarat yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi unggul menurut masyarakat Cina pada waktu itu. Pertama, apa yang disebut dengan istilah Shio. Shio itu adalah suatu umur yang panjang. Kedua adalah Hok, harta yang banyak. Ketiga adalah Lok, kekuasaan yang tinggi. Jadi, kalau Anda tinggal di negeri Cina lalu Anda memiliki tiga hal tadi (Shio, Hok dan Lok: umur yang panjang, harta yang banyak, dan kekuasaan yang tinggi), maka Anda sudah bisa dipastikan menjadi seorang pribadi yang unggul, pribadi yang hebat, pribadi yang luar biasa.

Lain di Cina, lain di Amerika. Bangsa Amerika mengenal suatu persyaratan untuk menjadi seorang pribadi yang unggul atau personal excellent. Yaitu, apa yang disebut dengan istilah 3P. Anda tahu 3P? P yang pertama adalah Power. Anda membutuhkan power, Anda membutuhkan suatu kekuatan untuk bisa menjadi seorang pribadi yang unggul. Kemudian yang kedua, Position. Anda mempunyai suatu posisi yang bagus; apakah Anda seorang presiden direktur, apakah Anda seorang manajer atau bahkan Anda seorang CEO (Chief Executive Officer) dalam sebuah perusahaan. Kemudian P yang ketiga adalah Property. Anda mempunyai kemampuan finansial yang memadai, apakah dalam bentuk investasi, ataupun non investasi. Itu personal excellent versi Amerika. Bahwa kalau Anda ingin menjadi pribadi yang unggul harus mempunyai 3P : Power, Position and Property.

Di Indonesia lain lagi. Kita lihat di Indonesia ada satu ungkapan 3TA, ada harTA, tahTA, dan waniTA. Ketika Anda memiliki harta yang banyak, memiliki tahta dalam artian kedudukan yang tinggi, dan mempunyai wanita, maka Anda sudah menjadi seorang pribadi yang unggul.

Para insan sejati, kalaupun tadi kita mendengarkan berbagai macam konsep, cara pandang, berbagai macam negara terhadap masalah pribadi yang unggul, tentu saja kita akan merujuk kepada salah satu referensi kita, referensi yang utama, referensi yang tidak pernah kehabisan inspirasi, itulah Al-Qur'an. Pada kesempatan yang baik ini saya akan mengangkat 3 ayat dalam Al-Qur' an yang diterangkan oleh Allah dalam ayat yang berbeda tetapi mempunyai satu sudut persamaan. Yang pertama Anda bisa lihat di dalam Al-Qur'an surah at-Tiin ayat 4, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dengan penampilan terbaik" Kemudian yang kedua Anda bisa buka di dalam Qur'an surah Fushshilat ayat 33, "Siapa yang paling baik perkataannya dari seorang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)." Dan yang ketiga Anda bisa simak di dalam surah al-Mulk ayat 2, "(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dia Maha Pengampun lagi Maha Perkasa."

Para insan sejati, mari kita bahas lebih mendalam ketiga ayat ini. Kita lihat yang pertama dalam surah at-Tiin ayat 4 dimana Allah mengatakan di sini, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya." Di dalam bahasa Arab kita mengenal ada ungkapan yang disebut dengan istilah isim tafdil, satu kata benda yang berfungsi untuk membuat tingkatan-tingkatan, seperti layaknya dalam bahasa Inggris kita mengenal ada istilah degrees of comparison.

Di dalam bahasa Inggris kita mengenal ada 3 level dalam kualitas. Yang pertama ada yang disebut dengan level positif, kemudian komparatif, dan yang ketiga adalah superlatif. Saya arnbil contoh misalnya, good. Good itu adalah tingkatan positif. Kemudian ada better. Ini tingkatan komparatif. Lalu ada the best, ini tingkatan superlatif. Tapi, di dalam bahasa Arab kita mengenal hanya ada dua level atau dua tingkatan. Baik dan terbaik. Baik dalam bahasa Arab disebut hasan sedangkan terbaik disebut ahsan. Dan uniknya para insan sejati, di dalam ayat ini Allah tidak menggunakan istilah hasan tetapi Allah menggunakan istilah ahsan dan itu artinya adalah the best. Bukan sekadar baik tetapi the best, sehingga apa yang bisa kita pahami dari surah at-Tiin ayat 4 ini adalah Allah menciptakan manusia, menciptakan saya, menciptakan Anda, dan menciptakan kita semua dengan bentuk yang paling baik, bukan sekadar bentuk yang baik tapi bentuk yang terbaik. Ini yang saya sebut sebagai profile excellent. Yang intinya memiliki profil yang terbaik.

Para insan sejati, kenapa kita harus berpenampilan terbaik? Ya, karena kita diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang terbaik. Tidak ada di dunia ini yang diciptakan oleh Tuhan tidak dengan bentuk terbaik. Anda, saya, dan kita semua diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang terbaik. Sebagai wujud rasa syukur kita kepada bentuk yang terbaik ini yang diberikan oleh Tuhan, maka kita perlu melakukan apa yang disebut dengan the best appearance, penampilan yang terbaik.

Para insan sejati, kenapa Anda harus berpenampilan terbaik? Memang penampilan bukan yang utama, tetapi dia menjadi hal pertama di dalam satu pergaulan pada kesan awal. Orang mungkin belum bisa menebak apa isi pikiran dan isi hati Anda. Kalau saya baru berkenalan dengan Anda, saya tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran dan perasaan Anda. Apakah Anda merasa positif terhadap saya, apakah Anda merasa negatif, apakah Anda merasa benci dengan saya, apakah Anda merasa suka dengan saya, saya tidak bisa menebak pikiran dan perasaan Anda. Tapi yang jelas, yang saya bisa nilai adalah penampilan Anda.

Nah, di sini menjadi satu hal yang sangat penting bagaimana kita membuat satu penampilan pertama yang positif sehingga orang mempunyai kesan yang baik kepada kita. Apa yang sering diungkap dalam pelatihan kepribadian yang disebut dengan istilah how to give the first positive impresion 'bagaimana kita bisa memberikan kesan pertama yang positif kepada orang yang menjadi lawan bicara kita. Ketika Anda sudah memberikan kesan pertama yang positif, maka selanjutnya terserah orang bagaimana menilai Anda. Itu yang saya maksud dengan personal excellent. Lantas bagaimana kita mampu memiliki the best appearance 'penampilan yang terbaik'.

Para insan sejati, kalau kita bicara penampilan, tentu saja bukan sekadar wajah kita. Ada beberapa komponen-komponen yang harus kita perbaiki dan kita tingkatkan. Yang pertama posisi tubuh Anda. Posisi tubuh seseorang menggambarkan perasaan dan sikapnya. Saya ambil satu contoh, ketika Anda sedang berdiri kemudian Anda menundukkan kepala Anda ke bawah lalu Anda merendahkan bahu, maka seolah-olah timbul kesan bahwa Anda adalah seorang yang sedang pesimis, Anda sedang punya masalah, Anda negative thinking. Tapi ketika Anda melakukan dengan cara yang sebaliknya, Anda mengangkat bahu kemudian mengangkat kepala ke atas, maka itu akan mengubah kesan. Anda sudah berubah menjadi orang yang optimis pada hari itu. Jadi, itu yang pertama, kalau kita bicara penampilan, maka kita bicara tentang posisi tubuh Anda, posisi tubuh kita.

Kemudian komponen yang kedua, kalau kita berbicara penampilan yang terbaik, kita bicara tentang bagaimana ekspresi wajah Anda. Bagaimana mungkin Anda bisa memberikan suatu kekuatan (Power) terhadap lawan bicara untuk menggambarkan perasaan sedih kalau Anda tidak bisa meneteskan airmata. Ketika Anda menggambarkan perasaan sedih, perasaan kecewa, maka Anda menunjukkannya lewat ekspresi wajah Anda yang kecewa dan sedih. Bahkan, Anda meneteskan airmata di hadapan lawan bicara Anda sebagai bentuk refleksi dan spontanitas Anda yang sesungguhnya. Hal ini akan memberikan suatu kekuatan yang sangat luar biasa kepada orang yang mendengarkan pembicaraan Anda. Begitupula sebaliknya, ketika Anda ingin menyampaikan suatu pesan kebahagiaan, pesan kebanggaan, atau pesan kegembiraan, maka bukan hanya sekadar menampilkan ekspresi wajah yang penuh dengan senyuman namun juga menunjukkan kegembiraan di seluruh tubuh. Sehingga pesan Anda bisa diterima dengan baik oleh lawan bicara Anda.

Itu komponen yang kedua, kemudian komponen yang ketiga adalah cara kita berpakaian. Pakaian menggambarkan jiwa kita, pakaian menggambarkan keadaan perasaan kita. Bahkan, ada di salah satu buku yang berjudul The Power of Colour, ternyata pakaian juga bisa menggambarkan ungkapan psikologis dan karakter seseorang. Ketika Anda menggunakan pakaian berwarna hitam dominan (atas bawah hitam), itu menggambarkan suatu kharisma/wibawa. Artinya Anda memancarkan sebuah kekuatan dan sebaliknya Anda menyerap kekuatan dari orang lain. Jika Anda menggunakan warna putih, maka itu menggambarkan suatu perasaan kesucian atau kebersihan jiwa Anda walaupun tidak pernah disebutkan dalam kata-kata, tetapi pakaian Anda menggambarkan hal itu. Ketika Anda memakai warna biru misalnya, maka itu menggambarkan sebuah kedalaman diantaranya menggambarkan wawasan Anda yang begitu kuat dan dalam.

Itu yang pertama, personal excellent, bagaimana kita dituntut untuk memiliki suatu penampilan yang terbaik. Tetapi, hidup tidak bisa hanya sekadar penampilan. Penampilan bisa kita buat, bisa kita rekayasa, bisa kita siasati. Kita tidak berhenti sampai pada penampilan. Kita masuk pada tahap kedua yang disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an surah Fushshilat ayat 33, "Waman ahsanu qaulan", yang kedua adalah ahsanu qaulan. Kalau tadi ahsanu taqwiin 'penampilan terbaik', maka yang kedua di sini adalah ahsanu qaulan 'kata-kata yang terbaik'. Tidak sekadar penampilan, tapi yang kedua adalah perkataan yang terbaik. Umumnya perkataan terbaik ini menggambarkan atau merepresentasikan karakter seseorang. Seorang yang good character itu artinya adalah good statement, seorang yang good character 'karakternya baik' maka dia akan mengeluarkan kata-kata yang baik. Hal itu seperti yang dikatakan nabi kita Muhammad saw., "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau lebih baik diam." Hanya ada dua alternatif para insan sejati, Anda akan berbicara yang baik atau Anda diam sama sekali.

Jadi yang kedua, seseorang yang memiliki personal excellent adalah seorang yang memiliki attitude yang terbaik, the best attitude. Tidak hanya sekadar penampilan yang terbaik, memang penampilan yang pertama, tetapi dilanjutkan yang kedua, the best attitude 'sikap yang terbaik'. Para insan sejati, kalau kita bicara sikap, tentu berkaitan dengan masalah akhlak. Namun, pembahasan mengenai akhlak merupakan pembahasan yang luas. Pada pembahasan ini paling tidak ada dua hal yang sangat penting yang bisa saya angkat dalam personal excellent kali ini. Dua hal yang perlu kita bekali dalam diri kita sehingga kita bisa memiliki the best attitude. Tapi sebelum sampai di sana, saya akan mengajukan pertanyaan pada Anda.

Pertanyaan pertama. Coba Anda pikirkan siapa teman-teman yang ada di sekeliling Anda! Sebutkan 5 sampai 10 orang teman-teman terbaik Anda yang ada di sekeliling Anda, yang selalu mendominasi pergaulan Anda. Oke Anda bisa tuliskan. Lewat apa yang anda sampaikan, saya bisa memberikan suatu gambaran seberapa kualitas sikap Anda. Sebutkan siapa teman-teman Anda, saya akan tebak siapa diri Anda karena Anda adalah gambaran tentang teman-teman di sekitar Anda. Ketika Anda memilih teman-teman yang positif, maka itu menggambarkan bahwa Anda memiliki karakter yang positif. Ketika Anda pilih teman-teman yang negatif, maka itu menggambarkan karakter Anda yang negatif.

Pertanyaan saya yang kedua adalah coba Anda tuliskan 10 buku yang menurut Anda yang sangat berkesan dalam kehidupan Anda! Silakan Anda tulis. Sekarang Anda sampaikan ke 5 atau 10 buku tadi kepada saya. Saya tidak dapat melihat jawaban Anda, tapi yang jelas ketika Anda menggambarkan buku demi buku yang Anda tulis tadi, saya akan tebak siapa diri Anda. Sebutkan buku-buku yang pernah Anda baca, saya akan tebak siapa diri Anda karena buku yang kita baca menggambarkan karakter kita.

Jadi, kita kembali pada yang kedua, para insan sejati, personal excellent yang kedua adalah the best attitude. Seorang pribadi yang unggul harus memiliki suatu sikap yang terbaik dan sikap yang terbaik ini memiliki sifat-sifat positif. Di antaranya yang bisa kita angkat sekarang adalah yang pertama apa yang saya sebut dengan positive thinking, berpikir positif. Kelihatan sederhana diucapkan, sederhana dalam kalimat, tapi tidak mudah untuk dilakukan.

Apa yang saya pahami dengan positive thinking adalah bagaimana kita memandang setiap peristiwa dalam kehidupan ini secara sudut pandang yang tepat. Kalau mungkin ada di antara Anda yang mempunyai profesi sebagai seorang juru foto, ketika Anda ingin memilih sebuah objek, walaupun objek itu bagus (objek itu seorang pria yang tampan atau seorang wanita yang cantik), belum tentu akan menghasilkan kualitas foto yang baik. Karena di sini yang menjadi kekuatan adalah angle. Anda harus berangkat dari sudut pandang yang tepat. Ketika Anda mengambil angle yang tidak tepat, maka objek pun akan menjadi jelek. Begitu pula dalam kehidupan, para insan sejati. Ketika Anda memandang episode demi episode dalam kehidupan ini dengan sudut pandang yang salah, sudut pandang yang negatif, maka Anda mendapatkan sikap yang negatif.

Di sinilah pentingnya kita memandang setiap peristiwa yang ada di sekeliling kita, baik itu yang positif maupun yang negatif, selalu dengan sudut pandang yang tepat. Itulah yang dikatakan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 191, "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." Seorang the best attitude adalah seorang yang selalu bisa mengatakan, "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua yang di muka bumi ini dengan sia-sia. Semuanya mengandung manfaat walaupun itu termasuk musibah sekalipun."

Itu sikap terbaik pertama dari the best attitude yang harus Anda miliki, yaitu positive thinking. Yang kedua adalah proaktif, lawannya adalah reaktif. Pada umumnya ketika Anda dihadapkan pada suatu musibah, bukan secara otomatis Anda dengan begitu emosional menghadapi musibah itu. Tapi, seorang yang berpikir secara proaktif, ketika dia mendapatkan suatu musibah, dia tidak langsung memberikan suatu respon secara emosional. Dia menggunakan hati nurani, cara berpikirnya, dan kedewasaan sikapnya di dalam menghadapi berbagai persoalan.

Jadi, proaktivitas adalah bagaimana kita selalu menghadapi segala macam stimulasi atau rangsangan baik itu yang negatif maupun yang positif, dengan respon yang positif. Itu orang yang proaktif. Dia memiliki kepekaan yang sangat mendalam terhadap situasi yang ada di sekelilingnya. Dia tidak menjadi orang-orang yang apatis atau skeptis. Dia menjadi orang yang selalu perhatian terhadap Lingkungan di sekitarnya walaupun itu perubahan yang kecil. Semua change selalu menarik perhatiannya. Kemudian yang kedua, dia selalu berinisiatif untuk melakukan perubahan terhadap hal-hal yang tidak cocok di dalam kehidupannya.

Perbedaaan yang sangat mendasar antara orang yang proaktif dan tidak adalah satukata, yakni Take Action 'mengambil satu sikap/keputusan’. Kata keputusan adalah kata yang selalu akrab dengan telinga kita, tapi tidak mudah orang untuk mengambil sebuah keputusan. Karena setiap keputusan menuntut sebuah resiko. Apakah Anda siap dengan resiko itu? Kembali jawabannya berpulang pada Anda. Persoalannya bukan pada pengambilan keputusan, tapi apakah sudah siap dengan konsekuensi atau resiko yang akan ditimbulkan akibat keputusan yang Anda ambil.

Ini yang kedua yang saya maksud dengan personal excellent, bagaimana kita memiliki the best attitude. Sikap yang terbaik ditandai dengan dua sifat. Yang pertama adalah positive thinking. Lihatlah episode demi episode dalam kehidupan dengan sudut pandang yang tajam sehingga gambarnya jelas. Kemudian yang kedua dengan sifat proaktif. Anda perlu melatih kepekaan terhadap lingkungan di sekeliling kita. Dimulai dari hal yang paling kecil, misalnya ketika Anda bertemu dengan istri Anda, kemudian Anda melihat dia menggunakan pakaian baru yang tidak seperti yang Anda lihat selama ini, maka Anda bisa memberikan apresiasi kepada istri Anda, "Wow luar biasa, hari ini saya mempunyai istri yang penampilannya terbaik." Ketika Anda melihat anak Anda, mungkin yang terdahulu dia mendapatkan nilai yang tidak begitu bagus, hari ini dia mendapatkan nilai yang cukup bagus, maka Anda perlu memberikan apresiasi kepada dia. Itu satu bentuk kepedulian kepada hal-hal yang kecil.

Ketika Anda sebagai pimpinan melihat anak buah Anda berangkat lebih awal dari yang sebelumnya, mungkin biasanya dia datang jam 8.30 tiba-tiba dia datang jam 8.00, maka Anda memberikan apresiasi, "Wow luar biasa, pegawai saya sekarang datang lebih cepat dibandingkan sebelumnya." Itu sebuah apresiasi yang kita mulai dari hal-hal yang paling kecil. Kalau Anda sudah terbiasa dengan hal-hal yang kecil, maka akan terbiasa dengan hal-hal lebih yang besar. Itu yang disebut proaktif. At the first we make habit, at the last habit makes you. Awalnya kita membuat kebiasaan, akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk kita.

Yang ketiga adalah di dalam Al-Qur'an surah al-Mulk ayat 2, "Allah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya (ahsanu 'amala)." Di sini Tuhan tidak katakan aktsaru 'amala. Di sini yang ditekankan bukan pada kuantitas perbuatan Anda, tetapi yang ditekankan di sini adalah kualitas. The quality of action 'kualitas pekerjaan Anda' bukan the quantity of action 'kuantitas pekerjaan Anda'. Itu yang disebut dengan the best achievement. Maka syarat yang ketiga untuk menjadi seorang yang personal excellent, dia harus memiliki the best achievement 'prestasi yang terbaik', bukan sekadar prestasi yang baik tapi the best achievement.

Apa yang saya pahami the best achievement itu adalah ada dua hal. Pertama be outstanding person, jadilah kita orang-orang yang outstanding. Kalau dalam bahasa Inggris kita mengenal ada istilah average. Kita tidak ingin sekadar menjadi orang-orang yang average, orang yang rata-rata. Ketika Anda ingin menjadi seorang yang personal excellent, maka Anda harus melakukan suatu pekerjaan outstanding result. Bukan sekadar rata-rata tapi di atas rata-rata.

Ketika dosen menyarankan mahasiswanya agar mendapatkan IP 2,5, maka seorang dikatakan outstanding ketika dia mendapatkan angka 2,6 IP-nya. Ketika Anda menjadi seorang pegawai yang rajin, saat ditentukan oleh kantor jam kerja mulai pukul 8.00, tapi pukul 07.30 Anda sudah datang, maka Anda sudah menjadi outstanding. Di atas rata-rata.

Kemudian yang kedua be extra ordinary, jadilah orang yang di luar kebiasaan, sekaligus orang yang luar biasa. Kita dilahirkan di muka bumi ini bukan untuk menjadi orang yang biasa-biasa saja. Kenapa saya katakan demikian? Karena Anda saat lahir pun adalah seorang yang luar biasa. Anda berkompetisi dengan sekian banyak jutaan sel sperma dan Anda termasuk yang lolos. Di situ lahirlah kita sebagai seorang bayi. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya me-reminding be extra ordinary, jadilah kita orang-orang yang extra ordinary 'luar biasa', bukan sekadar orang yang biasa-biasa saja.

Sebagai penutup pembahasan mengenal personal excellent ini, saya akan menyampaikan suatu kalimat yang mudah-mudahan menjadi satu asset buat Anda dan kehidupan dalam menghadapi berbagai macam problem. Kalimatnya adalah, "Your altitude does not depend on your aptitude, but depend on your attitude, so you can make magnitude" Artinya, ketinggian Anda atau harga diri Anda tidak ditentukan oleh bakat, posisi, jabatan, dan harta Anda, tapi terletak pada sikap Anda. Sehingga dengan sikap itu, Anda bisa membuat suatu magnitude, perubahan-perubahan yang bermakna dalam kehidupan.



No comments: